Senin, 22 Agustus 2011

::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

1 Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat.
 Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.(QS. 34:1)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 1
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ (1)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah-lah yang berhak menerima segala pujian karena Dia-lah yang menciptakan semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. Dia-lah pemiliknya yang sebenarnya, tidak ada seorang pun bersekutu dengan Dia dalam menciptakan dan memilikinya.
Dialah Yang mengatur dan mengurusnya serta melimpahkan karunia-Nya agar semuanya berjalan dengan tertib dan teratur. Oleh sebab itu tak ada yang patut dipersembahkan pujian kepadanya kecuali Allah SWT, tak ada yang patut disembah dan dipanjatkan doa kepadanya kecuali Dia. Adapun orang-orang yang menyembah dan memuja patung-patung dan sebagainya adalah orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. Banyak sekali bukti-bukti bagi wujud dan keesaan Allah yang terdapat di bumi dan di langit. Bila diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia, tentu dia akan sampai kepada kesimpulan bahwa Pencipta semua alam ini adalah Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa Karena Dia Maha Esa, Maha Pencipta dan Maha Kuasa, maka hanya Dialah yang berhak disembah dan dipuji, walaupun Dia sendiri tidak memerlukan pujian dari hamba dan makhluk-Nya. Hanya makhluk-makhluk-Nya-lah yang harus memuja dan memuji-Nya karena besar dan banyaknya karunia yang dilimpahkan kepadanya. Sekiranya tidak ada yang menyembah dan memuji-Nya dan semua makhluk-Nya kafir dan ingkar terhadap nikmat dan karunia-Nya, maka hal itu tidak akan merugikan-Nya sedikitpun sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:

إن تكفروا أنتم ومن في الأرض جميعا فإن الله لغني حميد
Artinya:
Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Q.S. Ibrahim: 8)
Untuk menyadarkan manusia (karena dibekali akal), Allah menerangkan bahwa semua makhluk-Nya di langit dan di bumi bertasbih memuji-Nya termasuk burung-burung yang terbang di udara dengan firman-Nya:

ألم تر أن الله يسبح له من في السموات والأرض والطير صافات كل قد علم صلاته وتسبيحه والله عليم بما يفعلون
Artinya:
Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah; kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) salat dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Q.S. An Nur: 41)
Lalu Allah menegaskan pula bahwa Dia-lah Yang berhak dipuji di akhirat nanti karena Dia-lah Yang mempunyai kekuasaan di sana, Dia bertindak dengan adil dan bijaksana dalam memperhitungkan dan membalas amal hamba-Nya. Tidak ada seorang pun yang dirugikan dalam perhitungan amal perbuatannya, yang baik dibalas dengan kebaikan yang jahat dibalas dengan siksa yang setimpal, bahkan dengan rahmat dan karunia-Nya satu amal yang baik dibalas dengan berlipat ganda. Di dalam ayat lain diterangkan bagaimana besarnya pujian hamba-hamba-Nya yang beriman terhadap nikmat yang dikaruniakan kepada mereka sebagai balasan atas amalnya selama hidup di dunia dengan firman-Nya:

وقالوا الحمد لله الذي صدقنا وعده وأورثنا الأرض نتبوأ من الجنة حيث نشاء فنعم أجر العاملين
Artinya:
Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki". Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal. (Q.S. Az Zumar: 74)
Dan firman-Nya:

وقالوا الحمد لله الذي أذهب عنا الحزن إن ربنا لغفور شكور [الذي أحلنا دار المقامة من فضله لا يمسنا فيها نصب ولا يمسنا فيها لغوب
Artinya:
Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dan karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu. (Q.S. Fatir: 34-35)
Kemudian Allah menegaskan lagi bahwa Dialah Yang Maha Bijaksana, berbuat dan bertindak, mengatur dan mengendalikan urusan dunia dan akhirat serta alam seluruhnya, Dialah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu dan segala urusan. Dia Mengetahui segala-galanya dengan ilmu-Nya Yang Maha Luas dan Maha Dalam.


2 Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya.
 Dan Dialah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.(QS. 34:2)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 2
يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ الرَّحِيمُ الْغَفُورُ (2)
Pada ayat ini Allah menjelaskan bagaimana luas dan dalamnya ilmu-Nya. Dia mengetahui semua yang masuk ke dalam bumi, semua yang keluar daripadanya, semua yang turun dari langit dan semua yang naik ke atasnya. Dengan kata-kata yang ringkas dan pendek ini Allah menggambarkan bagaimana luas ilmu-Nya. Andai kata semua penghuni bumi ini menghabiskan waktunya untuk mengetahui apa yang terjadi di langit dan di bumi dalam satu saat saja, niscaya mereka tidak akan sanggup mencatatnya untuk membuat statistiknya. Betapa banyaknya bibit dan benih tumbuh-tumbuhan yang masuk dan bersembunyi di dalam tanah ? Betapa banyaknya bintang-bintang kecil seperti ulat, cacing dan berbagai jenis serangga di dalam perut bumi yang amat luas ini? Betapa banyaknya bahan-bahan tambang yang selalu dalam proses pertumbuhannya seperti emas, perak, tambang minyak, gas dan lain sebagainya.
Betapa banyaknya pula yang keluar dari bumi seperti tanaman yang bermunculan, mata air yang memancar, gas yang naik menjulang, binatang dan seranggga yang ingin menikmati cahaya matahari dan alam bebas dan lain sebagainya? Betapa banyaknya yang turun dari langit seperti hujan yang tak dapat diperkirakan berapa kadarnya yang merupakan rahmat dari Allah bagi hamba-Nya, cahaya yang memancar dengan kerasnya seperti cahaya matahari, cahaya yang memancar dengan tenang seperti cahaya bulan. Kemudian betapa pula banyaknya yang naik ke langit seperti uap dari sungai dan laut, molekul-molekul gas dari tumbuh-tumbuhan, manusia dan binatang serta bumi sendiri. Betapa banyaknya roh manusia yang meninggal dan malaikat yang naik ke langit patuh dan taat melaksanakan perintah Tuhannya. Semua ini tidak akan dapat dicatat oleh manusia apalagi untuk mengetahuinya satu persatu. Tetapi Allah Yang Maha Mengetahui tak ada satu pun yang tersembunyi bagi-Nya semuanya telah tercakup dalam ilmu-Nya. Benarlah apa yang difirmankan oleh Allah:

وما أوتيتم من العلم إلا قليلا
Artinya:
Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit. (Q.S. Al Isra': 85)
Demikianlah luasnya ilmu Allah dan luasnya rahmat dan karunia-Nya kepada hamba-Nya, karena semua yang ada di bumi dan di langit itu diciptakan-Nya untuk kepentingan manusia. Di samping itu Dia Maha Penyayang, memberikan karunia yang tak terhingga Maha Pengampun terhadap orang yang bersalah bila ia insaf dan tobat dari kesalahannya.


3 Dan orang-orang yang kafir berkata: `Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami`. Katakanlah: `Pasti datang, demi Tuhanku Yang mengetahui yang ghaib,
sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi dari-Nya seberat zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula)
yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)`,(QS. 34:3)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 3
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَأْتِينَا السَّاعَةُ قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتَأْتِيَنَّكُمْ عَالِمِ الْغَيْبِ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَلَا أَصْغَرُ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرُ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (3)
Pada ayat ini Allah menerangkan bagaimana sesatnya orang-orang kafir yang mengingkari hari Kiamat dan mengatakan bahwa hidup ini hanya hidup di dunia saja. Mereka mengatakan bahwa kehidupan akhirat yang diberitakan Muhammad saw adalah omong kosong belaka, suatu yang tidak mungkin terjadi karena tubuh manusia setelah masuk kubur akan hancur luluh tak berbekas apalagi setelah berlalu atasnya masa yang panjang. Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya menolak dengan keras anggapan orang-orang kafir yang sesat itu. Allah memerintahkan supaya dia bersumpah dengan menyebut nama Allah bahwa hari Kiamat itu pasti datang. Ayat ini adalah salah satu dari tiga ayat yang menyuruh Nabi Muhammad saw supaya bersumpah dengan menyebut nama Allah sebagai bantahan terhadap keingkaran orang-orang kafir, seperti ditegaskan Allah dalam firman-Nya:

ويستنبئونك أحق هو قل إي وربي إنه لحق وما أنتم بمعجزين
Artinya:
Dan mereka menanyakan kepadamu "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu? Katakanlah: "Ya", demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya). (Q.S. Yunus: 53)
Yang kedua dalam surah At Tagabun:

زعم الذين كفروا أن لن يبعثوا قل بلى وربي لتبعثن ثم لتنبؤن بما عملتم وذلك على الله يسير
Artinya:
Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Tidak demikian. demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Q.S. At Tagabun: 7)
Dan yang ketiga, ayat 3 surah Saba' ini, demikian kerasnya bantahan yang harus diucapkan oleh Nabi Muhammad terhadap keingkaran orang kafir tentang Hari Berbangkit, karena Hari Berbangkit itu adalah suatu hikmah dan kebijaksanaan Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Suatu hikmah dan kebijaksanaan yang tidak dipahami oleh orang-orang kafir atau mereka tidak mau memahaminya. Hikmah dan kebijaksanaan itu ialah, Allah tidak akan membenarkan hamba-hamba-Nya untuk berbuat sekehendak hatinya. Allah telah menjelaskan dengan perantaraan Rasul-rasul-Nya bahwa barangsiapa yang berbuat kejahatan atau kelaliman akan dibalas dengan balasan yang setimpal baik di dunia maupun di akhirat. Kalau seorang hamba belum dapat balasan di dunia atas kejahatannya karena kedudukannya atau kepintarannya menyembunyikan kejahatan itu, maka balasannya pasti akan diterimanya di akhirat nanti. Demikian pula halnya hamba-hamba Allah yang berbuat kebaikan. Ini adalah hikmah dan kebijaksanaan Allah Yang Maha Adil, Maha Mengetahui segala perbuatan hamba-hamba-Nya. Pada Hari Berbangkit semua amal perbuatan manusia mendapat balasan yang wajar walaupun di dunia sudah mendapat siksaan apalagi bagi hamba Allah yang belum menerima balasannya. Mengingkari Hari Kiamat dan hari pembalasan berarti mengingkari hikmah kebijaksanaan Allah Yang Maha Adil dan Maha Kuasa.
Kemudian Allah menerangkan bahwa Dia mengetahui semua yang ada dan yang terjadi di langit dan di bumi, tak ada suatupun yang tersembunyi bagi-Nya, walaupun sebesar zarah (zat atom) sekalipun karena semua itu telah termaktub dalam Lohmahfuz. Janganlah seorang hamba Allah mengira bahwa apapun amal perbuatannya walau bagaimanapun kecilnya atau bagaimanapun ia berusaha menutupi dan menyembunyikannya luput dari pengetahuan Allah. Pastilah Allah mengetahuinya dan Dia akan membalas perbuatan itu baik di dunia, maupun di akhirat sesuai dengan hikmah kebijaksanaan dan keadilan-Nya.


4 supaya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Mereka itu adalah orang-orang yang baginya ampunan dan rezki yang mulia.(QS. 34:4) :
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 4
لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (4)
Adapun orang-orang yang beriman percaya kepada Allah dan Rasul-Nya percaya kepada Hari Berbangkit dan membuktikan keimanan mereka dengan mengerjakan amal saleh menjauhi perbuatan yang dilarang Allah. Maka mereka akan memperoleh ampunan dari Allah Yang Maha Pengampun, Allah akan mengampuni kesalahan mereka dan menghapuskan dosa mereka sesuai dengan firman-Nya:

إن الحسنات يذهبن السيئات ذلك ذكرى للذاكرين
Artinya:
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (Q.S. Hud: 114)
Mereka akan memperoleh rezeki mulia dan kehidupan bahagia di dalam surga Janatun Na'im.


5 Dan orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat melepaskan diri dari azab (Kami), mereka itu memperoleh azab, yaitu (jenis) azab yang sangat pedih.(QS. 34:5)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 5
وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مِنْ رِجْزٍ أَلِيمٌ (5)
sebaliknya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah berusaha menghalang-halangi orang-orang untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mereka mendustakan hari berbangkit, memperolok-olokkan orang yang mempercayainya, menyangka bahwa mereka akan luput dari azab Allah karena kesombongan dan keingkaran mereka, maka mereka ini akan memperoleh azab yang sangat pedih dan akan dilemparkan ke dalam neraka Jahim. Demikianlah hikmah kebijaksanaan dan keadilan Allah menyediakan hari berbangkit supaya manusia menerima balasan sesuai dengan amal perbuatannya. Mustahil Allah akan menyamakan hamba-Nya yang berbuat baik dengan hamba-Nya yang berbuat jahat. Allah berfirman pada ayat ini:

أم نجعل الذين أمنوا وعملوا الصالحات كالمفسدين في الأرض أم نجعل المتقين كالفجار
Artinya
Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat? (Q.S. Sad: 28)
Dan firman-Nya:

لا يستوي أصحاب النار وأصحاب الجنة أصحاب الجنة هم الفائزون
Artinya:
Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga, penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Al Hasyr: 20)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Saba' 5
وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مِنْ رِجْزٍ أَلِيمٌ (5)
(Dan orang-orang yang berusaha untuk) menentang atau membatalkan (ayat-ayat Kami) yaitu Alquran (dengan anggapan mereka dapat melepaskan diri dari Kami) dan menurut qiraat yang lain, lafal Mu'aajiziina pada ayat ini dan pada ayat yang lainnya nanti dibaca Mu'jiziina. Maksudnya menganggap Kami tidak mampu mengazab mereka, atau mereka beranggapan dapat melepaskan diri dari azab Kami, karena mereka mempunyai dugaan, bahwa tidak ada hari berbangkit dan tidak ada azab (mereka itu memperoleh buruknya azab) azab yang paling buruk (yang pedih) yang menyakitkan, kalau dibaca Aliimin berarti menjadi sifat daripada lafal Rijzin dan kalau dibaca Aliimun berarti menjadi sifat daripada lafal 'Adzaabun.


6 Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.(QS. 34:6)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 6
وَيَرَى الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ الَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ هُوَ الْحَقَّ وَيَهْدِي إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (6)
Berbeda dengan orang kafir yang tidak mau mempergunakan akal dan pikirannya dan secara apriori menolak apa yang diberitakan Alquran. Allah menerangkan bahwa ada di antara orang-orang Ahli Kitab yang mengakui bahwa apa yang diberitakan dalam Alquran tentang akan datangnya Hari Kiamat adalah benar dan tidak dapat diragukan lagi seperti Abdullah bin Salam, Ka'ab dan lainnya dan Alquran adalah petunjuk dari Allah kepada jalan yang lurus yang harus dipedomani oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, karena di dalam Alquran itu terdapat undang-undang, peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang sesuai dengan fitrah manusia sesuai lingkungan hidupnya dan pasti akan membawa keberuntungan.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Saba' 6
وَيَرَى الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ الَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ هُوَ الْحَقَّ وَيَهْدِي إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (6)
(Dan berpendapat) yakni telah mengetahui (orang-orang yang diberi ilmu) yang dimaksud adalah orang-orang yang beriman dari kalangan ahli kitab, seperti Abdullah bin Salam dan teman-temannya (bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu) yakni Alquran (itulah) keputusan (yang benar dan menunjuki manusia kepada jalan) tuntunan (Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji) Allah yang memiliki keperkasaan lagi terpuji.


7 Dan orang-orang kafir berkata (kepada teman-temannya: `Maukah kamu kami tunjukkan kepadamu seorang laki-laki yang memberitakan kepadamu bahwa apabila badanmu telah hancur sehancur-hancurnya, sesungguhnya kamu benar-benar (akan dibangkitkan kembali) dalam ciptaan yang baru?(QS. 34:7)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 7 - 8
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا هَلْ نَدُلُّكُمْ عَلَى رَجُلٍ يُنَبِّئُكُمْ إِذَا مُزِّقْتُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ إِنَّكُمْ لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ (7) أَفْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَمْ بِهِ جِنَّةٌ بَلِ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ فِي الْعَذَابِ وَالضَّلَالِ الْبَعِيدِ (8)
Pada ayat ini Allah menerangkan bagaimana mendalamnya keingkaran orang-orang kafir terhadap terjadinya Hari Kiamat atau bagaimana hebatnya cemoohan dan olok-olok mereka terhadap Nabi Muhammad yang memberitakan akan terjadinya Hari Kiamat itu. Mereka berkata antara sesama mereka apakah kamu mengetahui bahwa ada seorang laki-laki yang mengatakan bahwa apabila kita telah mati dan dikuburkan kemudian tubuh dan tulang-belulang kita telah menjadi hancur luluh, semuanya, nanti sesudah itu akan hidup kembali untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan kita? Orang yang mengatakan hal itu tiada lain melainkan Muhammad sendiri yang mendakwahkan bahwa dia menerima wahyu dari Tuhannya. Mereka menganggap bahwa ini adalah suatu peluang besar bagi mereka untuk mempengaruhi pendapat umum untuk mendeskriditkan Nabi dan mengatakan bahwa dia telah gila atau telah mengada-adakan suatu kebohongan besar, terhadap Allah dengan mengatakan bahwa berita itu adalah wahyu yang diturunkan kepadanya. Mungkin kebanyakan orang awam akan terpengaruh dengan cemoohan dan olok-olok itu dan mereka memandang rendah dan hina terhadap Nabi yang membawa berita itu. Tetapi bagi orang yang berpikir dan mempertimbangkan apakah hal itu mungkin atau tidak akan lain halnya apalagi bagi orang-orang yang telah diterangi hatinya oleh iman dan petunjuk.
Oleh sebab itu Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat akan mendapat siksaan dan berada dalam kesesatan yang nyata Mereka akan mendapat siksaan baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia mereka akan menjadi orang-orang yang sesat di tengah perjalanan hidupnya tak tentu arah yang akan dituju, selalu dalam kegelisahan dan keragu-raguan. Orang-orang yang tidak mempunyai akidah dan tidak percaya kepada keadilan Allah, kepada hari akhirat akan selalu terombang-ambing dalam kebingungan. Ia tidak mempunyai cita-cita dan harapan untuk mendapat keadilan karena apa yang ditemui dan dilihatnya di dunia ini penuh dengan kepincangan, kelaliman perampasan hak orang lain, orang yang lemah menjadi mangsa dan makanan bagi yang kuat. Kalau keadilan hanya berlaku di dunia saja ke manakah orang-orang teraniaya akan mengadukan nasibnya? Lain halnya orang-orang yang beriman yang percaya sepenuhnya akan keadilan Tuhan dan adanya perhitungan amal perbuatan manusia di akhirat nanti, tentulah ia akan yakin sepenuhnya bahwa bila ia teraniaya Allah akan membalas orang yang menganiayanya, dengan balasan yang setimpal, kalau, tidak di dunia ini, di akhirat pasti pembalasan itu akan terlaksana Bagi orang yang teraniaya, karena kelemahannya dia tidak dapat mengambil haknya, dia percaya pula bahwa Allah Maha Adil pasti akan mengembalikan haknya akan mengganti kerugiannya dengan yang lebih baik, apalagi ia tetap bersabar dan bertawakkal sepenuhnya kepada Tuhannya. Bahkan di akhirat nanti Allah akan memberi balasan yang berlipat ganda atas kesabaran dan ketawakalannya. Kepercayaan kepada adanya hari akhirat adalah suatu rahmat dan karunia bagi seorang hamba Allah untuk menentukan hidupnya. Berlainan sekali dengan orang-orang yang tidak mempercayainya karena mereka akan selalu resah dan gelisah selalu berada dalam kesesatan.

0 200 komentar:

Posting Komentar

Ad Ad Ad

Ad