Kamis, 25 Agustus 2011

misteri saba



Membaca artikel terdahulu Candi Pendem di Kaki Merapi, di akhir paparan terdapat catatan kritis tentang ekspedisi Stumbu ke-4 sehari Melintas Dua Subuh 19 Desembar 2009 bersama Ust. Fahmi Basya (FB) pimpinan Sains Spiritual Qur’an Dzikrul Lil Alamiin Bogor. Penjelasan c



Catatan ini meliputi kebenaran adanya Jejak Nabi Sulaiman di tanah Jawa yang berjarak waktu 30-an Abad lebih dan sekitar misteri Candi Borobudur sebagai ‘arsy Ratu Saba’ yang dipindahkan Jinn dalam semalam seperti diinspirasi oleh ayat Al-Qur’an terutama surah An-Naml.
Letak Bukit Stumbu di desa Karangrejo, skitar 2,5 Km sebelah barat daya Candi Borobudur, Magelang.
Secara metodologis, lontaran teori Stumbu DLA diatas didasarkan pada fakta-fakta ayat Al-Qur’an yang difahami secara simbolik berisi simbol-simbol matematis atas budaya penciptaan alam seisinya. Menurut FB yang lulusan Matematika MIPA UI tahun 1983, Dosen Matematika UIJ dan Dewan Pakar ICMI Jakarta Barat (2004) ini, terdapat tiga belas alasan mengapa Negeri Saba terletak di Indonesia dan bukan di Negeri Yaman seperti dipercaya ahli mufassir Al-Qur’an. Keseluruh bukti tentang Negeri Saba menurutnya bisa ditemui di Pulau Jawa, mengarah keberadaan Ratu Boko dengan Borobudur-nya.
Analisis khusus FB sejak tahun 1982 melahirkan beberapa buku seperti Matematika Al-Quran (2003) dan Sejuta Fenomena Al-Qur’an (2008). Ia menyimpulkan, pertama, bahwa penjelasan QS 27:22 tentang negeri Saba tidak ditemukan di Yaman, sedangkan bukti tersebut ditemukan di Pulau Jawa (Wana Saba). Sedang kedua, arti kata saba (sabun) tidak ditemukan nama Sabun di Yaman, sedang arti lain kata saba (hutan) juga tidak ditemukan disana. QS 27:24 ‘Untuk Saba pada tempat mereka ada ayat, dua hutan sebelah kanan dan kiri’.
Ketiga, kandungan ayat QS 27:24 ’…dan aku dapati dia dan kaumnya bersujud kepada matahari dari selain Allah’. Di dalam sejarah tak ditemukan sebuah tempat di Yaman yang masyarakatnya bersujud kepada matahari, sedangkan di Pulau Jawa berlokasi di Komplek Ratu Boko dengan beberapa bukti pendukung.
Keempat; Bukti itu seperti (27:40) adanya bangunan (’arsy) yang dipindahkan ke suatu Lembah berjarak terbang burung dalam waktu singkat. Tentang siapa yang memindahkan dan bagaimana dipindahkan, tafsir ayat tersebut mengisahkan yang memindah singgasana Ratu Saba adalah JINN IFRID selesai sebelum Nabi Sulaiman mengerlingkan mata. FB menerangkan, terdapat peran JINN dalam realisasi ruang waktu disini, bahwa makhluk ini memiliki syarat ilmiah memindahkan arsy Saba tersebut ke Lembah Semut. Berdasar hukum kecepatan cahaya, makhluk Jinn mampu dengan mudah dan super cepat memindahkan suatu bangunan. Diketahui peristiwa seperti ini bukan tidak pernah ada, bahkan terjadi pula di belahan bumi lain. Demikian pula relativitas pemahaman manusia akan membatasi kebenaran nash ini.
Kelima, menurut FB, lokasi kabar dalam QS 6:67 ada ditemukan sisa-sisa dan tandanya di Komplek Ratu Boko yang berjarak 36 Km dari Bukit Stumbu tenggara Borobudur. Di lembah Stumbu inilah arsy Saba tersebut dipindahkan sebagai kini dikisahkan RAKYAT (34:19) sebuah Candi BOKO dan Borobudur. Mereka kerjakan untuknya apa yang ia kehendaki dari gedung-gedung yang tinggi dan Patung-patung dan Piring-piring seperti kolam dan kuali-kuali yang tetap (34:13).
Keenam, ayat tentang SABA QS 34:16 ’dan sesuatu yang disebut Sidrin Qolil ’ masih ditemukan bukti sedikit itu pada Gerbang Ratu Boko dan Serpihan Stupa Candi Borobudur. Ayat ketujuh 34:16 ’…dengan dua kebun yang mempunyai rasa buah pahit’
 وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ
bisa ditemukan Pulau Jawa. Makna buah Maja yang Pahit seperti ini lagi-lagi tidak ditemukan di Negeri Yaman, bagi teori yang menyebut lokasi sejarah SABA.
 
Kedelapan, peristiwa besar yang disebut dalam QS 34:16 tentang adanya BANJIR 
فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ  yang merubah peta dataran Asia dengan adanya Palung Sunda. Maka kami menjadikan mereka buah mulut dan kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Bukti kesembilan ini terdapat pada
فَقَالُوا رَبَّنَا بَاعِدْ بَيْنَ أَسْفَارِنَا وَظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَجَعَلْنَاهُمْ أَحَادِيثَ وَمَزَّقْنَاهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ
(Maka mereka berkata: "Ya Tuhan kami jauhkanlah jarak perjalanan kami", dan mereka menganiaya diri mereka sendiri; maka Kami jadikan mereka buah mulut dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur. QS 34:19.)
Menurut FB, peristiwa banjir dahsyat tersaebut menyebabkan wilayah SABA hancur menjadi berpulau-pulau, belum pernah dalam sejarah kehancuran suatu negeri hingga menjadi lebih 17.000 pulau seperti Nusantara ini.
Kesepuluh, adanya catatan pembatasan pada perjalanan QS 34:18. Jarak perjalanan dimaksud sebatas kekuatan terbang ideal seekor Burung (Hud Hud) sepanjang 36 Km. Angka ini menurut FB merupakan bukti kesebelas keberadaan Saba di Jawa Tengah, merupakan jarak antara Komplek Ratu Boko sekarang dengan lokasi Candi Borobudur di Magelang.
Keduabelas, adanya surat Nabi Sulaiman (27:28) yang dibawa burung Hud Hud kepada Ratu Balkis, menurut FB tiada lain dicampakkan kaki-kaki burung tersebut di pelataran istana Boko yang disebutnya sebagai Sidril Qolil,
مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ
kata ini dua kali ditemui di dalam Al-Qur’an.
Ketigabelas, adanya taabut peti wasiat. Menurut FB dalam ekspedisi diatas dari bunyi QS 27:29-30 ’Berkata Ratu Balqis: “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sungguh (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.’ Inilah beberapa pembuktian secuil kisah Nabi Sulaiman yang sampai kepada pemahaman bahwa Negeri Saba benar-benar terhubung kepada bangunan arsy di Jawa.


  



Benar, diskursus ini perlu dipandu dengan bukti-bukti sahih, valid, autentik, terukur juga nalar wahyu..itulah pentingnya beragama agar manusia sudi berjalan di muka bumi mempelajari kisah dan kejadian demi memperteguh keimanan kepadaNYA.. Wa Allahu a’lam..!***










kisah saba


Bismillah.
Pernah dengar kisah Negeri Saba'? Bukan! Kisah ini bukan bagian dari kisah dongeng negeri 1001 malam atau kisah rekaan para pujangga dan sastrawan. Ini adalah cerita nyata yang menjadi episode berharga yang sarat akan hikmah dan makna dari penggalan sejarah kehidupan umat manusia.
Bangsa Saba' adalah nenek moyang etnis arab bagian selatan (Yaman dan sekitarnya) yang dikenal oleh sejarawan Islam dengan sebutan al-'Arob al-'Âribah atau al-'Arob al-Qohtoniyyah. Disebut al-Qohtoniyyah karena silsilah tertua mereka sampai kepada Saba' bin Yasyjub bin Ya'rub bin Qohton, adapun Qohton adalah anak dari Nabi Hud a.s.
Menurut Syaikh Shofiyurrohman al-Mubarokfuuriy dalam kitabnya ar-Rokhiiq al-Makhtum, Bangsa Saba' berdaulat di Yaman antara tahun 1300 SM sampai tahun 575 M berakhir ketika Ma'dikarib Yusuf dibunuh, maka dengan kematiannya terputuslah tahta kerajaan Yaman dari anak cucu al-Qohtoniy. Secara terperinci kedaulatan bangsa Saba' dibagi menjadi 4 penggalan sejarah sebagai berikut:

1. Antara 1300 s/d 620 SM.
Priode ini adalah priode Kerajaan Ma'iniyyah yang pertama kali membangun bendungan Ma'rib yang menjadi monumental terbesar bagi sejarah Yaman. Ibukotanya adalah Shirwah yang terletak di 142 km sebelah timur kota Shona'a (ibukota Yaman sekarang)
2. Antara 620 s/d 115 SM.
Priode ini dikenal dengan kerajaan Saba', pada priode ini ibukota kerajaan di pindah ke Ma'rib yang makmur, letaknya 192 km dari timur kota Shona'a
3. Antara 115 SM s/d 300 M.
Priode ini dikenal dengan priode kerajaan Himyar Pertama (Hemir) hal ini disebabkan karena qobilah Himyar yaitu anak cucu dari Himyar bin Saba' sanggup menggulingkan saudara sepupunya sendiri dari qobilah keturunan Saba' yang lain yang berkuasa pada dua priode diatas.
4. Antara 300 M s/d Masuknya Islam di Yaman tahun 628 M.
Priode ini dikenal dengan Kerajaan Himyar Kedua. Pada priode ini kedaulatan bangsa Saba' mulai terusik dari luar. Perebutan kekuasaan antara qabilah membuat mudah Romawi dan Habasyi (Abessenia) masuk dan ikut campur tangan, yang akhirnya Yaman jatuh ke lingkaran penjajahan Persia sampai datang Islam mengambilnya.

Konon tanah Saba' adalah tanah yang makmur, sejak lama mereka sudah mengenal tekhnologi pengairan (irigasi) untuk pertanian mereka hal ini ditandai dengan dibangunnya bendungan di kota Ma'rib sebagai sumber pengairan ladang dan kebun mereka. Bangsa Saba mengandalkan perdagangan dan pertanian sebagai tolak punggung kehidupan mereka, hasil tanah mereka yang melimpah ruah serta dengan kualitas yang baik menjadikan mereka bangsa yang makmur selama beratus-ratus tahun. Allah mengkisahkan kemakmuran mereka dalam surah Saba' dengan firman-Nya:
"Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasan Allah) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan kiri (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun". Qs. Saba:15) dalm firmanNYa
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
 (Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".)
.
Al-Iman as-Syaukaniy berkata dalam tafsirnya "Fath al-Qodir": "bahwa jumhur (ulama qur'an) membaca kalimat "masakin" sebagai bentuk jama' (plural)". Maksudnya adalah bentuk plural dari "maskan" yang artinya tempat tinggal, kemudian katanya "dan yang dimaksud dengan tempat tinggal mereka dahulu adalah yang sekarang disebut dengan kota Ma'rib...". Syaikh as-Sa'diy berkata dalam menafsirkan firman Allah (dua buah kebun di sebelah kanan dan kiri),"dahulu bangsa Saba' memiliki sebuah lembah yang besar yang senantiasa dilewati air bah, kemudian mereka membangun sebuah bendungan sebagai tempat penampung air maka tatkala air bah datang, air dalam jumlah besar itu tertampung disana. Kemudian mereka membagi-bagi air tersebut kepada kebun-kebun mereka yang berada disamping kanan dan kiri lembah mereka. Dua kebun besar itu memberikan mereka hasil bumi yang mencukupi (kebutuhan) mereka yang membuat mereka (hidup) senang dan bahagia...". Bahkan konon katanya, bilamana seseorang masuk kekedua kebun tersebut dengan meletakan keranjang diatas kepalanya maka keranjang tersebut akan penuh dengan berbagai macam jenis buah-buahan tanpa perlu dipetik oleh tangannya! Subhanallah sebegitu makmurnya-kah tanah Saba'.
Namun anugerah besar tersebut menjadi fitnah bagi bangsa Saba', mereka lupa diri, tertipu dengan kesuksesan dan glamournya dunia yang mereka raih. Merasa pintar, menganggap diri mereka sanggup mendatangkan kebaikan dan menolak keburukan untuk diri mereka. Mereka ingkar terhadap Allah, mereka juga dustai para nabi utusan Allah, dikutip oleh Imam as-Syaukaniy dalam tafsirnya bahwa Syaikh as-Saddiy berkata: "Allah telah mengutus 13 orang Nabi kepada bangsa Saba' akan tetapi mereka mendustai semuanya" mereka ingkar dari perintah-Nya yang berkata:
"Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya". Qs. Saba:15(
كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُMereka enggan bersyukur dan bahkan dengan congkaknya mereka berpaling....
Allah berfirman:
"Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun-kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dri pohon Sidr". Qs. Saba':16.)
ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا وَهَلْ نُجَازِي إِلا الْكَفُورَ
(Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir. )
Mereka berpaling bahkan kuffur (ingkar), bukan hanya kuffur dari bersyukur akan tetapi mereka juga kuffur dalam keyakinan dan ibadah kepada-Nya dengan cara mendustai nabi-nabi-Nya. Maka setelah nampak jelas keberpalingan mereka dari bersyukur atas nikmat yang dianugrahkan Allah kepada mereka, Allah mengganti nikmat-Nya dengan niqmah (azab) untuk mencabut dan mengambil semua yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka. Allah mengirim Banjir Arim yang dahsyat yang menenggelamkan kebun-kebun kebanggan mereka, memporak porandakan rumah-rumah dan bangunan mereka serta memupuskan api kecongkakan didalam dada mereka.
Para mufassirin berbeda pendapat dalam memaknai kalimat "al-Arim", menurut As-Saddiy, al-Arim adalah nama bendungan tersebut, adapun Mujahid dan Ibnu Najih berpendapat bahwa al-Arim adalah air yang berwarna merah yang dikirimkan oleh Allah kedalam bendungan kemudian membelah dan menghancurkan bendungan tersebut. Sedangkan Ibnul Arabiy mengatakan bahwa yang dimaksud al-Arim adalah banjir yang dahsyat. Pastinya adalah bahwa banjir tersebut berasal dari bendungan mereka yang roboh, bendungan yang dahulu memberikan banyak kebaikan kepada mereka berubah menjadi petaka yang amat besar. Tanah Saba' berubah drastis pasca banjir tersebut, tidak ada lagi kebun-kebun yang menyejukkan udara, tidak ada lagi buah-buah yang menyegarkan mata. Keberkahan tanah Saba' telah dicabut oleh Yang Maha Kuasa, yang tumbuh disana hanya pepohonan yang tak memiliki faidah, hanya ada sedikit pohon yang tak berbuah atau pohon yang berbuah namun rasanya pahit. Semua ini disebabkan karena kekuffuran mereka yang sudah pada puncaknya. Allah berfiram dalam lanjutan ayat diatas:
ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا وَهَلْ نُجَازِي إِلا الْكَفُورَ"Demikianlah kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir". Qs. Saba':17.
Kisah bangsa Saba' adalah pelajaran yang berharga bagi manusia, bahwasanya kekufuran apapun coraknya akan mendatangkan malapetaka yang besar bagi mereka. Malapetaka yang tidak hanya menghancurkan diri mereka, akan tetapi menghancurkan tanah mereka, negeri mereka, peradaban mereka bahkan kehancurannya sampai diwariskan kepada anak cucu mereka yang hidup setelahnya.
Tidaklah berlebihan menurut saya ketika kita menganalogikan negeri Saba' dengan negeri yang kita tercinta ini. Indonesia adalah negeri yang memiliki tanah yang subur, hasil buminya pun melimpah ruah, ini bukan penilaian subjektiv! karena semua mengakuinya bahkan dunia mengakui kesuburan Indonesia.
Namun hidup di negeri ini tidaklah seindah lagu Koes Plus yang berujar "bukan lautan hanya kolam susu. Kail dan jala cukup menghidupimu...... Orang bilang tanah kita tanah syurga. Tombak, kayu dan batu jadi tanaman...." Hidup di negeri ini penuh dilema dan masalah, kenapa? Bukankah seharusnya kita hidup makmur?karena tanah kita tanah subur! Bukankah seharusnya kita hidup bahagia?karena katanya tanah kita adalah tanah syurga! Marilah kita saling intropeksi diri atas segala masalah yang menimpah negeri kita ini. Mungkin kita kuffur nikmat yaitu tidak mau bersyukur kepada semua anugerah yang telah dikaruniai. Atau mungkin kita kuffur ibadah yaitu tidak mau beribadah kepada Allah. Mungkin juga kita kuffur aqidah yaitu meyakini ada tuhan selain Allah seperti halnya meyakini tekhnologi dan demokrasi adalah tuhan yang akan memberikan kebahagiaan hidup kepada kita. Atau bahkan ketiganya serempak ada pada diri kita, pada tiap individu negeri ini. Cukuplah Allah berfirman :
"Dan (ingatlah) ketika tuhan-mu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat". QS.Ibrohim:8.
Wallahu A'lam.

Senin, 22 Agustus 2011

::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

1 Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat.
 Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.(QS. 34:1)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 1
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ (1)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah-lah yang berhak menerima segala pujian karena Dia-lah yang menciptakan semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. Dia-lah pemiliknya yang sebenarnya, tidak ada seorang pun bersekutu dengan Dia dalam menciptakan dan memilikinya.
Dialah Yang mengatur dan mengurusnya serta melimpahkan karunia-Nya agar semuanya berjalan dengan tertib dan teratur. Oleh sebab itu tak ada yang patut dipersembahkan pujian kepadanya kecuali Allah SWT, tak ada yang patut disembah dan dipanjatkan doa kepadanya kecuali Dia. Adapun orang-orang yang menyembah dan memuja patung-patung dan sebagainya adalah orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. Banyak sekali bukti-bukti bagi wujud dan keesaan Allah yang terdapat di bumi dan di langit. Bila diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia, tentu dia akan sampai kepada kesimpulan bahwa Pencipta semua alam ini adalah Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa Karena Dia Maha Esa, Maha Pencipta dan Maha Kuasa, maka hanya Dialah yang berhak disembah dan dipuji, walaupun Dia sendiri tidak memerlukan pujian dari hamba dan makhluk-Nya. Hanya makhluk-makhluk-Nya-lah yang harus memuja dan memuji-Nya karena besar dan banyaknya karunia yang dilimpahkan kepadanya. Sekiranya tidak ada yang menyembah dan memuji-Nya dan semua makhluk-Nya kafir dan ingkar terhadap nikmat dan karunia-Nya, maka hal itu tidak akan merugikan-Nya sedikitpun sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:

إن تكفروا أنتم ومن في الأرض جميعا فإن الله لغني حميد
Artinya:
Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Q.S. Ibrahim: 8)
Untuk menyadarkan manusia (karena dibekali akal), Allah menerangkan bahwa semua makhluk-Nya di langit dan di bumi bertasbih memuji-Nya termasuk burung-burung yang terbang di udara dengan firman-Nya:

ألم تر أن الله يسبح له من في السموات والأرض والطير صافات كل قد علم صلاته وتسبيحه والله عليم بما يفعلون
Artinya:
Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah; kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) salat dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Q.S. An Nur: 41)
Lalu Allah menegaskan pula bahwa Dia-lah Yang berhak dipuji di akhirat nanti karena Dia-lah Yang mempunyai kekuasaan di sana, Dia bertindak dengan adil dan bijaksana dalam memperhitungkan dan membalas amal hamba-Nya. Tidak ada seorang pun yang dirugikan dalam perhitungan amal perbuatannya, yang baik dibalas dengan kebaikan yang jahat dibalas dengan siksa yang setimpal, bahkan dengan rahmat dan karunia-Nya satu amal yang baik dibalas dengan berlipat ganda. Di dalam ayat lain diterangkan bagaimana besarnya pujian hamba-hamba-Nya yang beriman terhadap nikmat yang dikaruniakan kepada mereka sebagai balasan atas amalnya selama hidup di dunia dengan firman-Nya:

وقالوا الحمد لله الذي صدقنا وعده وأورثنا الأرض نتبوأ من الجنة حيث نشاء فنعم أجر العاملين
Artinya:
Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki". Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal. (Q.S. Az Zumar: 74)
Dan firman-Nya:

وقالوا الحمد لله الذي أذهب عنا الحزن إن ربنا لغفور شكور [الذي أحلنا دار المقامة من فضله لا يمسنا فيها نصب ولا يمسنا فيها لغوب
Artinya:
Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dan karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu. (Q.S. Fatir: 34-35)
Kemudian Allah menegaskan lagi bahwa Dialah Yang Maha Bijaksana, berbuat dan bertindak, mengatur dan mengendalikan urusan dunia dan akhirat serta alam seluruhnya, Dialah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu dan segala urusan. Dia Mengetahui segala-galanya dengan ilmu-Nya Yang Maha Luas dan Maha Dalam.


2 Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya.
 Dan Dialah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.(QS. 34:2)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 2
يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ الرَّحِيمُ الْغَفُورُ (2)
Pada ayat ini Allah menjelaskan bagaimana luas dan dalamnya ilmu-Nya. Dia mengetahui semua yang masuk ke dalam bumi, semua yang keluar daripadanya, semua yang turun dari langit dan semua yang naik ke atasnya. Dengan kata-kata yang ringkas dan pendek ini Allah menggambarkan bagaimana luas ilmu-Nya. Andai kata semua penghuni bumi ini menghabiskan waktunya untuk mengetahui apa yang terjadi di langit dan di bumi dalam satu saat saja, niscaya mereka tidak akan sanggup mencatatnya untuk membuat statistiknya. Betapa banyaknya bibit dan benih tumbuh-tumbuhan yang masuk dan bersembunyi di dalam tanah ? Betapa banyaknya bintang-bintang kecil seperti ulat, cacing dan berbagai jenis serangga di dalam perut bumi yang amat luas ini? Betapa banyaknya bahan-bahan tambang yang selalu dalam proses pertumbuhannya seperti emas, perak, tambang minyak, gas dan lain sebagainya.
Betapa banyaknya pula yang keluar dari bumi seperti tanaman yang bermunculan, mata air yang memancar, gas yang naik menjulang, binatang dan seranggga yang ingin menikmati cahaya matahari dan alam bebas dan lain sebagainya? Betapa banyaknya yang turun dari langit seperti hujan yang tak dapat diperkirakan berapa kadarnya yang merupakan rahmat dari Allah bagi hamba-Nya, cahaya yang memancar dengan kerasnya seperti cahaya matahari, cahaya yang memancar dengan tenang seperti cahaya bulan. Kemudian betapa pula banyaknya yang naik ke langit seperti uap dari sungai dan laut, molekul-molekul gas dari tumbuh-tumbuhan, manusia dan binatang serta bumi sendiri. Betapa banyaknya roh manusia yang meninggal dan malaikat yang naik ke langit patuh dan taat melaksanakan perintah Tuhannya. Semua ini tidak akan dapat dicatat oleh manusia apalagi untuk mengetahuinya satu persatu. Tetapi Allah Yang Maha Mengetahui tak ada satu pun yang tersembunyi bagi-Nya semuanya telah tercakup dalam ilmu-Nya. Benarlah apa yang difirmankan oleh Allah:

وما أوتيتم من العلم إلا قليلا
Artinya:
Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit. (Q.S. Al Isra': 85)
Demikianlah luasnya ilmu Allah dan luasnya rahmat dan karunia-Nya kepada hamba-Nya, karena semua yang ada di bumi dan di langit itu diciptakan-Nya untuk kepentingan manusia. Di samping itu Dia Maha Penyayang, memberikan karunia yang tak terhingga Maha Pengampun terhadap orang yang bersalah bila ia insaf dan tobat dari kesalahannya.


3 Dan orang-orang yang kafir berkata: `Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami`. Katakanlah: `Pasti datang, demi Tuhanku Yang mengetahui yang ghaib,
sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi dari-Nya seberat zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula)
yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)`,(QS. 34:3)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 3
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَأْتِينَا السَّاعَةُ قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتَأْتِيَنَّكُمْ عَالِمِ الْغَيْبِ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَلَا أَصْغَرُ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرُ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (3)
Pada ayat ini Allah menerangkan bagaimana sesatnya orang-orang kafir yang mengingkari hari Kiamat dan mengatakan bahwa hidup ini hanya hidup di dunia saja. Mereka mengatakan bahwa kehidupan akhirat yang diberitakan Muhammad saw adalah omong kosong belaka, suatu yang tidak mungkin terjadi karena tubuh manusia setelah masuk kubur akan hancur luluh tak berbekas apalagi setelah berlalu atasnya masa yang panjang. Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya menolak dengan keras anggapan orang-orang kafir yang sesat itu. Allah memerintahkan supaya dia bersumpah dengan menyebut nama Allah bahwa hari Kiamat itu pasti datang. Ayat ini adalah salah satu dari tiga ayat yang menyuruh Nabi Muhammad saw supaya bersumpah dengan menyebut nama Allah sebagai bantahan terhadap keingkaran orang-orang kafir, seperti ditegaskan Allah dalam firman-Nya:

ويستنبئونك أحق هو قل إي وربي إنه لحق وما أنتم بمعجزين
Artinya:
Dan mereka menanyakan kepadamu "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu? Katakanlah: "Ya", demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya). (Q.S. Yunus: 53)
Yang kedua dalam surah At Tagabun:

زعم الذين كفروا أن لن يبعثوا قل بلى وربي لتبعثن ثم لتنبؤن بما عملتم وذلك على الله يسير
Artinya:
Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Tidak demikian. demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Q.S. At Tagabun: 7)
Dan yang ketiga, ayat 3 surah Saba' ini, demikian kerasnya bantahan yang harus diucapkan oleh Nabi Muhammad terhadap keingkaran orang kafir tentang Hari Berbangkit, karena Hari Berbangkit itu adalah suatu hikmah dan kebijaksanaan Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Suatu hikmah dan kebijaksanaan yang tidak dipahami oleh orang-orang kafir atau mereka tidak mau memahaminya. Hikmah dan kebijaksanaan itu ialah, Allah tidak akan membenarkan hamba-hamba-Nya untuk berbuat sekehendak hatinya. Allah telah menjelaskan dengan perantaraan Rasul-rasul-Nya bahwa barangsiapa yang berbuat kejahatan atau kelaliman akan dibalas dengan balasan yang setimpal baik di dunia maupun di akhirat. Kalau seorang hamba belum dapat balasan di dunia atas kejahatannya karena kedudukannya atau kepintarannya menyembunyikan kejahatan itu, maka balasannya pasti akan diterimanya di akhirat nanti. Demikian pula halnya hamba-hamba Allah yang berbuat kebaikan. Ini adalah hikmah dan kebijaksanaan Allah Yang Maha Adil, Maha Mengetahui segala perbuatan hamba-hamba-Nya. Pada Hari Berbangkit semua amal perbuatan manusia mendapat balasan yang wajar walaupun di dunia sudah mendapat siksaan apalagi bagi hamba Allah yang belum menerima balasannya. Mengingkari Hari Kiamat dan hari pembalasan berarti mengingkari hikmah kebijaksanaan Allah Yang Maha Adil dan Maha Kuasa.
Kemudian Allah menerangkan bahwa Dia mengetahui semua yang ada dan yang terjadi di langit dan di bumi, tak ada suatupun yang tersembunyi bagi-Nya, walaupun sebesar zarah (zat atom) sekalipun karena semua itu telah termaktub dalam Lohmahfuz. Janganlah seorang hamba Allah mengira bahwa apapun amal perbuatannya walau bagaimanapun kecilnya atau bagaimanapun ia berusaha menutupi dan menyembunyikannya luput dari pengetahuan Allah. Pastilah Allah mengetahuinya dan Dia akan membalas perbuatan itu baik di dunia, maupun di akhirat sesuai dengan hikmah kebijaksanaan dan keadilan-Nya.


4 supaya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Mereka itu adalah orang-orang yang baginya ampunan dan rezki yang mulia.(QS. 34:4) :
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 4
لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (4)
Adapun orang-orang yang beriman percaya kepada Allah dan Rasul-Nya percaya kepada Hari Berbangkit dan membuktikan keimanan mereka dengan mengerjakan amal saleh menjauhi perbuatan yang dilarang Allah. Maka mereka akan memperoleh ampunan dari Allah Yang Maha Pengampun, Allah akan mengampuni kesalahan mereka dan menghapuskan dosa mereka sesuai dengan firman-Nya:

إن الحسنات يذهبن السيئات ذلك ذكرى للذاكرين
Artinya:
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (Q.S. Hud: 114)
Mereka akan memperoleh rezeki mulia dan kehidupan bahagia di dalam surga Janatun Na'im.


5 Dan orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat melepaskan diri dari azab (Kami), mereka itu memperoleh azab, yaitu (jenis) azab yang sangat pedih.(QS. 34:5)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 5
وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مِنْ رِجْزٍ أَلِيمٌ (5)
sebaliknya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah berusaha menghalang-halangi orang-orang untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mereka mendustakan hari berbangkit, memperolok-olokkan orang yang mempercayainya, menyangka bahwa mereka akan luput dari azab Allah karena kesombongan dan keingkaran mereka, maka mereka ini akan memperoleh azab yang sangat pedih dan akan dilemparkan ke dalam neraka Jahim. Demikianlah hikmah kebijaksanaan dan keadilan Allah menyediakan hari berbangkit supaya manusia menerima balasan sesuai dengan amal perbuatannya. Mustahil Allah akan menyamakan hamba-Nya yang berbuat baik dengan hamba-Nya yang berbuat jahat. Allah berfirman pada ayat ini:

أم نجعل الذين أمنوا وعملوا الصالحات كالمفسدين في الأرض أم نجعل المتقين كالفجار
Artinya
Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat? (Q.S. Sad: 28)
Dan firman-Nya:

لا يستوي أصحاب النار وأصحاب الجنة أصحاب الجنة هم الفائزون
Artinya:
Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga, penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Al Hasyr: 20)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Saba' 5
وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مِنْ رِجْزٍ أَلِيمٌ (5)
(Dan orang-orang yang berusaha untuk) menentang atau membatalkan (ayat-ayat Kami) yaitu Alquran (dengan anggapan mereka dapat melepaskan diri dari Kami) dan menurut qiraat yang lain, lafal Mu'aajiziina pada ayat ini dan pada ayat yang lainnya nanti dibaca Mu'jiziina. Maksudnya menganggap Kami tidak mampu mengazab mereka, atau mereka beranggapan dapat melepaskan diri dari azab Kami, karena mereka mempunyai dugaan, bahwa tidak ada hari berbangkit dan tidak ada azab (mereka itu memperoleh buruknya azab) azab yang paling buruk (yang pedih) yang menyakitkan, kalau dibaca Aliimin berarti menjadi sifat daripada lafal Rijzin dan kalau dibaca Aliimun berarti menjadi sifat daripada lafal 'Adzaabun.


6 Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.(QS. 34:6)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 6
وَيَرَى الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ الَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ هُوَ الْحَقَّ وَيَهْدِي إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (6)
Berbeda dengan orang kafir yang tidak mau mempergunakan akal dan pikirannya dan secara apriori menolak apa yang diberitakan Alquran. Allah menerangkan bahwa ada di antara orang-orang Ahli Kitab yang mengakui bahwa apa yang diberitakan dalam Alquran tentang akan datangnya Hari Kiamat adalah benar dan tidak dapat diragukan lagi seperti Abdullah bin Salam, Ka'ab dan lainnya dan Alquran adalah petunjuk dari Allah kepada jalan yang lurus yang harus dipedomani oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, karena di dalam Alquran itu terdapat undang-undang, peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang sesuai dengan fitrah manusia sesuai lingkungan hidupnya dan pasti akan membawa keberuntungan.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Saba' 6
وَيَرَى الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ الَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ هُوَ الْحَقَّ وَيَهْدِي إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (6)
(Dan berpendapat) yakni telah mengetahui (orang-orang yang diberi ilmu) yang dimaksud adalah orang-orang yang beriman dari kalangan ahli kitab, seperti Abdullah bin Salam dan teman-temannya (bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu) yakni Alquran (itulah) keputusan (yang benar dan menunjuki manusia kepada jalan) tuntunan (Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji) Allah yang memiliki keperkasaan lagi terpuji.


7 Dan orang-orang kafir berkata (kepada teman-temannya: `Maukah kamu kami tunjukkan kepadamu seorang laki-laki yang memberitakan kepadamu bahwa apabila badanmu telah hancur sehancur-hancurnya, sesungguhnya kamu benar-benar (akan dibangkitkan kembali) dalam ciptaan yang baru?(QS. 34:7)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Saba' 7 - 8
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا هَلْ نَدُلُّكُمْ عَلَى رَجُلٍ يُنَبِّئُكُمْ إِذَا مُزِّقْتُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ إِنَّكُمْ لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ (7) أَفْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَمْ بِهِ جِنَّةٌ بَلِ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ فِي الْعَذَابِ وَالضَّلَالِ الْبَعِيدِ (8)
Pada ayat ini Allah menerangkan bagaimana mendalamnya keingkaran orang-orang kafir terhadap terjadinya Hari Kiamat atau bagaimana hebatnya cemoohan dan olok-olok mereka terhadap Nabi Muhammad yang memberitakan akan terjadinya Hari Kiamat itu. Mereka berkata antara sesama mereka apakah kamu mengetahui bahwa ada seorang laki-laki yang mengatakan bahwa apabila kita telah mati dan dikuburkan kemudian tubuh dan tulang-belulang kita telah menjadi hancur luluh, semuanya, nanti sesudah itu akan hidup kembali untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan kita? Orang yang mengatakan hal itu tiada lain melainkan Muhammad sendiri yang mendakwahkan bahwa dia menerima wahyu dari Tuhannya. Mereka menganggap bahwa ini adalah suatu peluang besar bagi mereka untuk mempengaruhi pendapat umum untuk mendeskriditkan Nabi dan mengatakan bahwa dia telah gila atau telah mengada-adakan suatu kebohongan besar, terhadap Allah dengan mengatakan bahwa berita itu adalah wahyu yang diturunkan kepadanya. Mungkin kebanyakan orang awam akan terpengaruh dengan cemoohan dan olok-olok itu dan mereka memandang rendah dan hina terhadap Nabi yang membawa berita itu. Tetapi bagi orang yang berpikir dan mempertimbangkan apakah hal itu mungkin atau tidak akan lain halnya apalagi bagi orang-orang yang telah diterangi hatinya oleh iman dan petunjuk.
Oleh sebab itu Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat akan mendapat siksaan dan berada dalam kesesatan yang nyata Mereka akan mendapat siksaan baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia mereka akan menjadi orang-orang yang sesat di tengah perjalanan hidupnya tak tentu arah yang akan dituju, selalu dalam kegelisahan dan keragu-raguan. Orang-orang yang tidak mempunyai akidah dan tidak percaya kepada keadilan Allah, kepada hari akhirat akan selalu terombang-ambing dalam kebingungan. Ia tidak mempunyai cita-cita dan harapan untuk mendapat keadilan karena apa yang ditemui dan dilihatnya di dunia ini penuh dengan kepincangan, kelaliman perampasan hak orang lain, orang yang lemah menjadi mangsa dan makanan bagi yang kuat. Kalau keadilan hanya berlaku di dunia saja ke manakah orang-orang teraniaya akan mengadukan nasibnya? Lain halnya orang-orang yang beriman yang percaya sepenuhnya akan keadilan Tuhan dan adanya perhitungan amal perbuatan manusia di akhirat nanti, tentulah ia akan yakin sepenuhnya bahwa bila ia teraniaya Allah akan membalas orang yang menganiayanya, dengan balasan yang setimpal, kalau, tidak di dunia ini, di akhirat pasti pembalasan itu akan terlaksana Bagi orang yang teraniaya, karena kelemahannya dia tidak dapat mengambil haknya, dia percaya pula bahwa Allah Maha Adil pasti akan mengembalikan haknya akan mengganti kerugiannya dengan yang lebih baik, apalagi ia tetap bersabar dan bertawakkal sepenuhnya kepada Tuhannya. Bahkan di akhirat nanti Allah akan memberi balasan yang berlipat ganda atas kesabaran dan ketawakalannya. Kepercayaan kepada adanya hari akhirat adalah suatu rahmat dan karunia bagi seorang hamba Allah untuk menentukan hidupnya. Berlainan sekali dengan orang-orang yang tidak mempercayainya karena mereka akan selalu resah dan gelisah selalu berada dalam kesesatan.

Surat Saba' (kaum Saba')



Baca Petunjuk
Ayat ke-:
1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  11  12  13  14  15  16  17  18  19  20  21  22  23  24  25  26  27  28  29  30  31  32  33  34  35  36  37  38  39  40  41  42  43  44  45  46  47  48  49  50  51  52  53  54
    Surat yang ke-:34 Banyak ayatnya: 54 Semuanya turun di Mekah (Makkiyah) kecuali ayat yang ke-6 turun di Madinah (Madaniyah) Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
  1. Segala pujian kepunyaan Allah yang memiliki segala yang ada di langit dan di bumi dan kepunyaanNya juga segenap pujian di Akhirat. Dan Dia Maha Bijaksana dan Mengetahui.
  2. ILMU ALLAH MELIPUTI SEGALA-GALANYA
  3. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari dalamnya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke sana. Dan Dia Maha Penyayang dan Pengampun.
  4. Berkata orang-orang kafir: "Kiamat itu tidak akan datang kepada kami". Katakanlah kepada mereka: "Tidak! Demi Tuhanku yang mengetahui segala rahasia, sungguh! Kiamat itu pasti datang kepadamu. Tidak ada yang rahasia bagiNya meski sebesar atom yang ada di langit dan di bumi sekalipun, tidak pula yang kecil dan yang lebih besar dari itu, malah semuanya tercantum dalam Kitab yang nyata.
  5. Dengan datangnya kiamat itu Allah hendak memberikan balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan perbuatan kebajikan. Untuk mereka disediakan ampunan dan penghidupan yang mewah.
  6. Namun untuk orang-orang yang berusaha menentang dalil-dalil kekuasaan Kami, telah sengaja disediakan siksaan dari jenis hukuman yang berat.
  7. GOLONGAN YANG PERCAYA AKAN HARI KIAMAT
  8. Kaum cendekiawan agama mengetahui bahwa wahyu yang diturunkan Tuhan kepadamu ialah kebenaran yang memimpin manusia ke jalan Tuhan Yang Maha Perkasa dan Terpuji.
  9. GOLONGAN YANG TIDAK PERCAYA
  10. Berkata orang-orang kafir kepada teman-temannya: "Maukah kamu, kami tunjukkan kepadamu manusianya yang memberitahukan kepadamu, bahwa bila kamu telah hancur luluh, kamu akan dibangkitkan kembali dengan ciptaan yang baru?
  11. Apakah Muhammad membuat-buat kebohongan saja terhadap Allah atau dia mengidap penyakit gila?" Bukan, namun orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhirat itulah yang kena siksaan, sebab sudah jauh dalam kesesatan.
  12. Apakah mereka tidak memperhatikan apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka semuanya dikitari langit dan bumi. Jika Kami mau niscaya Kami biarkan mereka ditelan bumi atau Kami biarkan mereka ditimpa kepingan-kepingan benda dari langit. Sesungguhnya hal itu menjadi keterangan bagi setiap hamba yang kembali kepada Allah.
  13. KURNIA TUHAN KEPADA DAUD DAN SULAIMAN
  14. Sesungguhnya telah Kami berikan kurnia kepada Daud. Kami berfirman: "Hai gunung-gunung! Ucapkanlah tasbih berulang-ulang bersama-sama dengan Daud, juga kamu, burung-burung!" Dan Kami telah menjadikan besi menjadi lunak di tangannya.
    Firman Kami:
  15. "Buatlah baju besi, dan ukurlah anyamannya, serta kerjakanlah amal kebajikan! Sesungguhnya Aku memperhatikan apa yang kamu kerjakan.
  16. Dan Kami tundukkan angin untuk kepentingan perjalanan Sulaiman, hingga "perjalanan pagi"-nya mencapai jarak sejauh sebulan perjalanan, dan "perjalanan sore"-nya sejauh sebulan pula Di antara mukjizat yang dikaruniakan Tuhan kepada nabi Sulaiman a.s. ialah dapat bepergian dengan mengendarai angin. Sehingga perjalanan pagi" (dari pagi sampai tengah hari = 1/2 hari)nya sama dengan perjalanan sebulan, begitu pula perjalanan sorenya (dari tengah hari sampai petang = 1/2 hari).. Dan Kami alirkan untuknya "mata air" dari cairan tembaga Maksudnya, cairan tembaga yang mengalir dari dalam tanah (tambang) bagai air yang mengalir dari mata air.. Dan di antara jin-jin itu bekerja di bawah pimpinan Sulaiman dengan izin Tuhannya. Barangsiapa yang menyimpang di antara mereka, Kami rasakan siksa api nyala kepadanya di dunia ini juga.
  17. Jin-jin itu mengerjakan untuk Sulaiman apa yang dipesankannya, seperti: Gedung-gedung yang tinggi, arca-arca, dulang-dulang Piring yang besar. raksasa bagai kolam air, dan cerek-cerek raksasa yang tetap terletak di atas tungku karena besarnya. Bekerjalah hai keluarga Daud, dengan penuh rasa berterima kasih! Namun sedikit sekali di antara hamba-hambaKu yang tahu berterima kasih itu!
  18. Tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak seorang jinpun yang menunjukkan kematiannya kepada mereka, kecuali anai-anai rayap. yang telah memakan tongkatnya. Setelah dia rubuh tanpa nyawa, barulah para jin itu sadar, bahwa mereka sama sekali tidak tahu tentang rahasia hidup itu, kalau mereka tahu, tentulah mereka tidak akan sudi menunggu lebih lama lagi dalam siksaan kerja yang menghinakan.
  19. HUKUMAN TUHAN TERHADAP KAUM SABA
  20. Sesungguhnya adalah suatu karunia Allah yang besar bagi warga Saba dengan bumi tanah airnya yang indah(1), di mana terhampar di kiri dan kanannya dua buah Tanah Perkebunan. Dikatakan kepada mereka: "Nikmatilah karunia hidup Tuhanmu, bersyukurlah kepada-Nya! Negaramu adalah negara yang makmur, sedang Tuhanmu, adalah Tuhan yang Maha Pengampun.
    1. Ialah negeri dan kawasan yang sama seperti tersebut dalam Surah 27:22. Yang pertama terjadi peristiwanya pada zaman Raja Sulaiman dan Ratu Saba. Yang belakangan terjadi beberapa abad kemudian. Dengan secara berangsur tapi pasti, Rakyat Saba yang berbudaya cukup tinggi telah berhasil membangun negerinya, menjadi jaya dan makmur, berkat terbentuknya "Bendungan Maarib" yang dapat mengairi dua buah Tanah Perkebunan di kiri-kanannya. Hasil perkebunannya yang ternama: buah-buahan, rempah-rempah dan menyan.
  21. Kemudian mereka mengingkari aturan Tuhan, lalu Kami datangkan kepada mereka banjir besar Dengan bobolnya bendungan raksasa tsb., dan Kami ganti kedua perkebunan mereka dengan dua waha Waha: Oase, semacam padang rumput. yang hanya menumbuhkan jenis pohon-pohonan berbuah pahit, pohon cemara dan sedikit sekali pohon bidara.
  22. Demikianlah pembalasan yang Kami timpakan kepada mereka karena kekafirannya, dan Kami tidak menimpakan pembalasan yang demikian itu, melainkan kepada orang-orang yang sangat ingkar.
  23. Kami tempatkan di antara mereka dengan negeri-negeri yang Kami berkati(1), beberapa buah negeri yang berdekatan dan menonjol, dan di masing-masingnya Kami atur jarak perjalanan(2). Kami berfirman kepada mereka: "Berjalanlah kamu di sana siang malam dengan aman sentausa!".
    1. Negeri yang diberkati ialah negeri-negeri di dekat Syiria.
    2. Maksudnya, antara Yaman (negerinya kaum Saba') dan Syiria (negeri yang diberkati karena kesuburannya) terletak beberapa buah negeri. Negeri-negeri ini terletak sedemikian rupa, sehingga jarak antara satu negeri dengan negeri yang lain tidak begitu jauh, kira-kira setengah hari perjalanan (negeri yang satu kelihatan dari negeri yang lain). Dengan demikian kafilah yang berangkat di pagi hari dari negeri pertama (misalnya), sudah sampai di negeri yang kedua pada waktu lohor. Dan kafilah yang berangkat waktu lohor dari negeri yang kedua, sudah sampai di negeri yang ketiga pada waktu petangnya. Jadi untuk perjalanan seperti itu kafilah tidak memerlukan perbekalan lagi dalam perjalanan, lagi pula tidak perlu khawatir akan gangguan keamanan. Hubungan ekonomi antara kedua negara itu (Yaman-Syiria) berjalan lancar.
  24. Namun begitu mereka berkata: "Ya Tuhan Kami, jauhkanlah jarak hubungan antara kami dan Syiria" Tujuan permintaan ini, supaya negeri-negeri yang berdekatan itu dihapuskan, agar jarak perjalanan menjadi jauh dan panjang, sehingga terbuka kesempatan untuk melakukan monopoli perdagangan.. Itu berarti mereka menganiaya diri sendiri. Karena itu Kami jadikan peristiwa ini menjadi buah tutur, lalu Kami ganyang mereka sehancur-hancurnya. Peristiwa ini seharusnya menjadi pelajaran bagi setiap orang yang sabar dan bersyukur.
  25. Demikianlah iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkanya, bahwa mereka akan mengikuti ajakannya mendurhakai Tuhan, kecuali sebagian kecil dari golongan yang beriman saja yang membantahnya.
  26. Terhadap golongan yang beriman ini, iblis sekali-kali tidak mampu mempengaruhinya, cuma saja Kami hendak mengetahui siapa yang percaya kepada hari akhirat di antara orang-orang yang masih ragu-ragu tentang itu. Dan Tuhanmu itu Pengawas semua urusan makhluknya.
  27. CERCAAN TERHADAP SEMBAHAN KAUM NINGRAT QURAISY
  28. Katakanlah!: "Pujalah apa-apa yang kamu anggap sebagai Tuhan selain Allah. Mereka tidak mempunyai apa-apa agak sebesar zarrahpun baik di langit maupun di bumi. Bahkan mereka tidak mempunyai "Tanda Penyertaan" macam apapun di sana Maksudnya, tanda yang menunjukkan bahwa mereka ikut serta dalam penciptaan langit dan bumi.. Lagi pula tidak seorangpun di antara mereka yang menjadi pembantu Tuhan dalam menciptakan segalanya.
  29. Dan tidak berguna pembelaan di sisi Tuhan, kecuali bagi orang-orang yang telah diizinkan-Nya untuk memberi dan menerima pembelaan itu. Sehingga bila rasa cemas(1) telah dilenyapkan dari hati mereka, mereka bertanya sesamanya: "Bagaimana penjawaban Tuhanmu tentang izin pembelaan itu?". Mereka menjawab: "Benar, diperkenankan!(2) Dia-lah Yang Maha Tinggi dan Besar.
    1. Maksudnya, rasa cemas di dalam hati orang-orang yang menanti hasil pembelaan mengenai dirinya. Tidak ubahnya dengan seorang pesakitan yang menantikan putusan hakim di pengadilan setelah pembelanya memohonkan keringanan hukumannya.
    2. Ayat ini menunjukkan bahwa yang diberi pembelaan ialah orang mukmin, sebab orang kafir sudah jelas tidak diberi izin untuk dibela dan menerima pembelaan. Lihat 40:18.
  30. Tanyakanlah: "Siapakah yang memberimu rezeki dari langit dan bumi?" Katakanlah: "Allah, bukan? Nah, kami atau kamukah yang berada dalam kebenaran atau nyata-nyata dalam kesesatan?".
  31. Katakanlah: "Kamu tidak akan ditanya tentang dosa kami, dan kamipun tidak akan ditanyai pula tentang dosa apa yang kamu perbuat!".
  32. Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian akan memutuskan perkara antar kita secara adil. Dia, adalah Hakim yang seadil-adilnya, dan Maha Mengetahui.
  33. Katakanlah: "Perlihatkanlah kepadaku sembahan-sembahan yang kamu hubungkan dengan Allah sebagai sekutuNya. Tidak mungkin! Hanya Dialah Allah Yang Maha Perkasa dan Bijaksana".
  34. MUHAMMAD, RASUL UNTUK SEMESTA ALAM
  35. Kami tidak mengutusmu Muhammad, melainkan untuk menjadi Rasul bagi seluruh manusia, membawa berita gembira dan memberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
  36. TANTANGAN KAUM MUSYRIK TERHADAP HARI KIAMAT
  37. Orang-orang kafir bertanya: "Kapankah janji tentang terjadinya Hari Kiamat itu, jika kamu memang benar?
  38. Jawablah: "Bagi kalian memang ada suatu hari yang telah dijanjikan, sedangkan "jatuh tempo"nya tidak dapat diundurkan atau dimajukan barang sekejappun".
  39. SANGGAHAN KAUM MUSYRIK TERHADAP AL-QUR'AN DAN KITAB-KITAB SUCI LAINNYA
  40. Berkata orang-orang kafir: "Kami tidak akan beriman kepada Al-Qur'an ini, dan tidak pula kepada kitab yang sebelumnya". Engkau akan heran sekiranya engkau melihat, ketika orang-orang yang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, di mana mereka satu sama lain saling mengutuk. Kaum yang lemah berkata kepada kaum yang berkuasa dan sombong: "Kalau tidaklah karenamu niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman!".
  41. Sahut kaum yang berkuasa dan sombong kepada kaum yang lemah: "Kamikah yang menghalangimu dari mengikuti petunjuk, setelah petunjuk itu datang kepadamu? Tidak! Sebenarnya kamu sendirilah yang berdosa.
  42. Kaum yang lemah menukas lagi kepada kaum yang berkuasa dan sombong: "Apa? Siang dan malam tidak ada berhenti-hentinya kamu berbuat makar, untuk menghasut kami supaya berlaku kafir terhadap Allah dan membuat tuhan-tuhan tandingan untuk Dia!" Kedua belah pihak menyatakan penyesalannya, ketika mereka melihat siksaan dan Kami pasang belenggu di leher kaum yang kafir itu. Mana mungkin mereka akan dibalasi secara demikian, kalau bukanlah karena kejahatan yang pernah mereka kerjakan.
  43. JIWA BESAR RASUL ALLAH s.a.w.
  44. Kami tidak mengutus seorang Pemberi peringatan ke suatu negeri, melainkan berkatalah golongan yang hidup mewah di negeri itu: "Sesungguhnya Kami tidak percaya kepada ajaran, di mana kamu diutus untuk menyampaikannya!".
  45. Mereka kaum berkuasa di setiap negeri berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak daripadamu, oleh karena itu Kami tidak akan disiksa!"
  46. Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendakiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".
  47. Sekali-kali bukanlah harta benda dan anak-anakmu yang mendekatkanmu kepada Kami, namun amal-amal dari orang-orang yang beriman dan mengerjakan perbuatan yang baik-baik jua. Mereka itulah yang akan memperoleh balasan berlipat ganda karena amalnya, dan mereka menempati tempat-tempat yang tinggi di Surga dengan aman sejahtera.
  48. "Sedang orang-orang yang berusaha menentang dalil-dalil keterangan Kami, akan dihadapkan kepada siksaan!".
  49. Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku sewaktu-waktu melapangkan rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, dan sewaktu-waktu membatasinya. Karena itu, jangan khawatir, apa saja yang kamu nafkahkan untuk kebaikan, niscaya Allah menggantinya, dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya".
  50. GOLONGAN MUSYRIK ARAB KEBANYAKAN MENYEMBAH BANGSA JIN
  51. Peringatkanlah mereka, hai Rasul, akan suatu hari di mana mereka dikumpulkan semuanya, kemudian Allah berfirman kepada Para Malaikat: "Inikah orang-orang yang menyembah kalian dulu?".
  52. Para malaikat menjawab: "Maha Suci Engkau! Kami para abdi Engkau yang setia, sungguh sangat menentang perbuatan mereka. Sebenarnya mereka itu menyembah bangsa jin, kebanyakan mereka itu sangat percaya kepadanya.
  53. Pada hari itu, segala barang sembahan kamu itu tidak akan mampu untuk mendatangkan manfaat ataupun bahaya kepada kalian. Dan Kami berfirman kepada orang-orang yang zalim: "Rasakanlah olehmu siksaan neraka, yang dahulunya kamu dustakan itu!".
  54. MEREKA TIDAK PERCAYA KEPADA AJARAN AL-QUR'AN
  55. Apabila dibacakan kepada mereka dalil-dalil keterangan Kami yang nyata, mereka berkata: "Inilah orang yang hendak menghalangimu dari menyembah apa-apa yang disembah oleh nenek moyangmu!". Dan mereka berkata pula: "Al-Qur'an ini tidak lain, hanyalah kebohongan yang dibuat-buat saja!". Sedangkan orang-orang kafir dalam pada itu berkata tentang kebenaran Al-Qur'an yang disampaikan kepada mereka: "Ini tidak lain hanyalah suatu sihir semata-mata!".
  56. Padahal Kami belum pernah memberikan kepada mereka kaum Musyrik Makah Kitab-kitab yang dapat mereka pelajari, dan belum pernah pula mengutus kepada mereka seorang pemberi peringatan sebelummu.
  57. Orang-orang yang sebelum mereka Maksudnya, kaum Ad, Tsamud, dan kaum Nuh. pernah mendustakan Rasul-rasulKu, sedangkan kaum musyrik Mekah itu belum mencapai sepersepuluh kemajuan mereka telah berani mendustakan Para Rasul-Ku. Akibatnya lihatlah! Betapa dahsyatnya bencana kehancuran mereka itu Lihat 37:137..
  58. Katakanlah: "Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, ialah supaya kamu memantapkan pikiranmu kepada Allah semata-mata baik secara berdua-dua, atau sendiri-sendiri, kemudian renungkanlah baik-baik! Kamu akan mengetahui, bahwa temanmu Muhammad itu, bukanlah seorang yang gila. Dia hanyalah seorang yang memberi peringatan kepadamu, sebelum datang siksaan yang sangat keras.
  59. Katakanlah: "Aku sama sekali tidak mengharapkan upah dari kalian atas perbuatan jasaku ini, demi untuk kepentingan masyarakat kalian! Namun aku hanya mengharapkan pahala dari Allah, dan Dia Maha Menyaksikan segala-galanya".
  60. Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku telah mutlak memberikan wahyu kepadaku. Dia Maha Mengetahui segala yang gaib".
  61. Katakanlah: "Kebenaran telah datang, sedang kebatilan tidak akan menjelma lagi, tidak pula akan timbul kembali!".
  62. Katakanlah: "Jika aku sesat, hal itu adalah karena kesesatan pikiranku sendiri. Tetapi jika aku mendapat petunjuk, hal itu adalah karena wahyu yang diberikan Tuhan kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Dekat!" Kesimpulannya: "Segala budi pikiran yang benar dan mulia itu adalah dari Allah, adalah kebenaran yang mutlak, adalah wahyu!"..
  63. Dan alangkah ngerinya sekiranya engkau melihat ketika mereka yang mendustakanmu gentar ketakutan menghadapi siksaan, namun mereka tidak dapat melarikan diri, dan terus ditangkap dari dekat untuk digiring ke neraka.
  64. Ketika itu mereka berkata: "Kami sekarang beriman kepada Allah MalaikatNya, Kitab-kitabNya, dan Rasul-rasulNya". Namun bagaimana mereka dapat menjangkau keimanan dengan cara semudah itu, padahal mereka sudah berada jauh dari tempat di mana keimanan dapat diterima? Maksudnya, kampung akhirat bukan tempatnya untuk menerima keimanan. Keimanan dapat diterima di dunia..
  65. Bagaimana mereka dapat menjangkaunya di Akhirat, padahal jauh sebelumnya mereka telah mengingkari kebenaran itu, dan terus-menerus melemparkan tuduhan yang bukan-bukan terhadap Rasul Muhammad dari tempat yang jauh.
    Yang bukan-bukan: yang tidak masuk akal: ini sebagai terjemahan dari kata "yang gaib" pada ayat 53 di atas. Ialah tuduhan-tuduhan seperti: Muhammad Sang Pujangga, Sang Pendeta, Sang Sihir, Sang Gila dsb.
  66. Yah, mereka itu berada dalam keadaan tersekat antara Kehidupan di Akhirat dan Kehidupan di Dunia yang diingininya, sebagaimana yang telah dilakukan oleh angkatan semacam mereka jauh sebelumnya. Mereka itu sama-sama dalam lingkaran keragu-raguan yang tidak menentu Lihat 14:9..
Ad Ad Ad

Ad